Kajian Strategis Posisi Indonesia di Kawasan Samudera Hindia Dalam Konteks Konferensi Asia Afrika dan IORA

Authors

  • Lilly S. Wasitova
  • Ricardus Eko Indrajit
  • Marsetio
  • Siswo Hadi
  • Koesnadi Kardi

DOI:

https://doi.org/10.51170/jk.v1i2.247

Keywords:

Geopolitik, Negara Non-Blok, Analisa Lingkungan Strategis, Analisa Intelijen, Geomaritim

Abstract

Kawasan Samudera Hindia atau disebut juga Samudera Indonesia merupakan kawasan samudera terluas ketiga di dunia, yang meliputi 20% dari keseluruhan luas permukaan Bumi (sekitar 68.556 juta km2)dan dengan garis pantai sepanjang 66.526 km yang merangkul 38 Negara dan total jumlah penduduk lebih dari separuh penduduk dunia di belahan bumi Selatan. Uniknya Samudera inni adalah satu-satunya yang dinamai mengikuti nama Negara di Selatan yaitu Indonesia atau Hindia, yang merujuk pada sejarah kekuatan pelaut-pelaut kita pada jaman dahulu. Wilayah Samudra Hindia menjadi wilayah geopolitik yang semakin penting akhir-akhir ini dan ditandai dengan persaingan yang melibatkan negara-negara yang memiliki pantai di Samudera Hindia dengan kekuatan eksternal yang tetap berusaha mempertahankan eksitensinya paska perang dingin dan juga membangun eksistensi baru, seperti China. Dalam kondisi lingkungan strategis global yang dinamis dan juga di lingkup regional mempengaruhi 38 Negara yang mengelilingi Samudera Hindia, dan 22 diantaranya tergabung dalam Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia / Indian Ocean Rim Association (IORA), dan 13 negara merupakan peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) yang diselenggarakan di di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia, pada tanggal 18 April-24 April 1955. KAA yang diprakarsai oleh 5 Negara Asia dan Afrika menandai pertemuan tingkat puncak para pemimpin kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika yang pertama dan juga hasil dari visi politik dan perencanaan yang matang. Hal tersebut menjadi warisan yang sangat penting dan merupakan pemicu terbentuknya banyak organisasi lain seperti Gerakan Non Blok tahun 1961 dan G77 pada tahun 1964. Salah satu organisasi yang muncul kemudian adalah IORA yang didirikan tanggal 6 Maret 1997 di Ebene, Mauritius dan merupakan kesimpulan dari perjanjian multilateral yang dikenal sebagai Charter of the Indian Ocean Rim Association for Regional Co-operation (IOR-ARC) (Piagam Asosiasi Lingkar Samudra Hindia untuk Kerjasama Regional). IOR-ARC secara resmi diluncurkan, dengan sebelas negara anggota. Mengamati perkembangan lingkungan strategis global dan regional, dirasakan perlu untuk mengkaji posisi Indonesia di kawasan Samudera Hindia dengan menggunakan skenario perubahan sistem, mengingat perubahan yang ada di kawasan dan global sangat dinamis. Kajian dilakuan dengan pendekatan analisis intelijen dengan menggunakan fakta dan data yang dapat dikumpulkan sejauh ini dan dengan menggunakan skenario perubahan sistem dan pendekatan kekuatan PMESII-PT (Politik, Militer, Ekonomi, Sosial, Informasi, Infrastruktur, Lingkungan Fisik, dan Waktu).

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-01-06

How to Cite

Wasitova, L. S., Indrajit, R. E., Marsetio, Hadi, S., & Kardi, K. (2022). Kajian Strategis Posisi Indonesia di Kawasan Samudera Hindia Dalam Konteks Konferensi Asia Afrika dan IORA. Jurnal Kebangsaan, 1(2), 1-18. https://doi.org/10.51170/jk.v1i2.247