Citra Arsitektur Regionalisme dalam Redesain Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur

Authors

  • Salfatoris Milano Yuneks Resy Universitas Teknologi Yogyakarta
  • Suparno Sastra Universitas Teknologi Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51170/jtd.v2i2.90

Keywords:

RE-DESAIN BANDAR UDARA, CITRA ARSIKTEKTUR REGIONALISME

Abstract

Penyebaran informasi secara umum seharusnya menjadi media untuk menginformasikan kekayaan budaya dari suatu daerah ke daerah lainnnya. Penerapan Arsitektur Regionalisme sebagai identitas lokal pada wajah Kota, khususnya Bandar Udara Frans Seda kabupaten Sikka sebagai salah satu gerbang pintu masuk di wilayah pulau Flores ditujukan menjadi penyambut dan memperkenalkan sebagian dari keseluruhan identitas daerah yang dimiliki dalam bentuk arsitektural. Kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sekitar 6% pada tahun 2017. Jika diproyeksikan sampai dengan tahun 2030, jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan 10%. Dengan pelaksanaan otonomi khusus bagi Propinsi Nusa Tenggara Timur terutama rencana pengembangan Kabupaten Sikka menjadi kota madya, dan Bandar udara Frans Seda menjadi Bandar udara alternative bagi Bandar udara Internasional El-Tari Kupang, maka dapat dipastikan jumlah pesawat, jenis pesawat, penumpang dan barang dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Tahapan yang dilakukan dalam penulisan naskah ilmiah ini meliputi (1) studi pustaka mengenai Transportasi Udara; (2) studi pustaka mengenai manajemen transportasi dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara; (3) melakukan analisis mengenai konsep dasar pengembangan Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka berdasarkan Regionalisme sebagai identitas lokal dan visualisasi desain; (4) rumusan dan kesimpulan.

Permasalahan yang di hadapi Bandar udara Frans Seda Kabupaten Sikka juga semakin kompleks. Total keseluruhan lalu lintas Bandar udara Frans Seda Kabupaten Sikka mengalami peningkatan 3% dari 5 tahun sebelumnya, dan proyeksi untuk jangka panjang sampai dengan tahun 2030, data di Bandar Udara Frans Seda secara keseluruhan mengalami peningkatan sekitar 9%. Terbatasnya sarana dan prasarana transportasi, baik secara fisik maupun manajemen transportasinya dan peningkatan fluktuasi lalu lintas udara, maka faktor yang paling mempengaruhi adalah pengembangan, peningkatan pelayanan, serta sarana dan prasarana yang harus disediakan. Pembahasan penerapan konsep melalui pemaknaan lokasi sebagai identitas lokal kedaerahan, ruang Bandar udara sebagai citra Tipologi-Morfologi dari identitas lokal kedaerahan, dan gubahan massa bangunan sebagai kosmologi hubungan ruang dari identitas lokal kedaerahan.

 

Kata Kunci : Arsitektur Regionalisme, Bandar Udara, Pengembangan

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-01-31

How to Cite

Resy, S. M. Y., & Sastra, S. (2021). Citra Arsitektur Regionalisme dalam Redesain Bandar Udara Frans Seda Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur. Jurnal Teknologi Dan Desain, 2(2), 134 - 145. https://doi.org/10.51170/jtd.v2i2.90