Analisis Limbah Konstruksi pada Real Estate

Authors

  • Jason Lim Universitas Pradita
  • Agni Trian Bawono PT.Summarecon Agung
  • Muhammad Nurul Afla Universitas Pradita
  • Vincentius Hartanto Universitas Pradita
  • Goldy Krisniren Universitas Pradita

DOI:

https://doi.org/10.51170/jtd.v2i1.58

Keywords:

material, konstruksi, waste level

Abstract

Usaha minimalisasi sisa material konstruksi penting dilihat dari 2 (dua) sudut pandang. Pertama: untuk efisiensi dan penghematan biaya konstruksi, makin sedikit sisa material konstruksi terjadi maka makin sedikit terjadi ekonomi biaya tinggi (over cost) dan keuntungan proyek dapat lebih terjaga berkelanjutan (sustainable). Kedua, untuk konservasi atau penghematan dari sisi sumber daya alam dan mengurangi dampak lingkungan. Sumber daya alam yang diolah dan digunakan sebagai material bangunan adalah terbatas jumlahnya. Sisa material konstruksi tidak boleh dibiarkan menjadi sampah kota yang dapat merusak kesehatan. Penelitian ini dikhususkan 6 (enam) jenis material yang sebelumnya sudah diindikasikan terjadi pemborosan. Lokasi penelitian dilakukan pada proyek perumahan pengembang X di kawasan Serpong dan Bandung. Adapun tujan penelitian ini adalah mengetahui jenis material yang paling berpotensi menjadi waste dengan mengukur waste level dan menghitung waste cost 6 (enam) jenis material studi, dan menentukan standar waste level (minimum waste index) proyek untuk enam (6) jenis material studi pada proyek pengembang X tersebut. Berdasarkan pengalaman pihak pengembang X selama ini bahwa indikasi 6 (enam)  jenis material tersebut adalah kategori material dengan waste cukup besar, sudah dirasakan pada beberapa proyek, namun belum diketahui angka pastinya. Jenis material tersebut adalah: Besi Beton, Bata Merah, Bata Ringan, Spasi Mortar Instan, Keramik dan Genteng. Hasil penelitian membuktikan bahwa 6 (enam) jenis material memiliki waste cost cukup signifikan. Sementara untuk 3 (tiga) jenis dengan ranking tertinggi (top three) untuk kawasan Serpong yaitu: material Besi Beton, Mortar Instan dan Keramik, dengan angka rupiah masing-masing sesuai urutan adalah Rp. 4,711,15,-/unit terbangun (besi beton), Rp. 4,339,889,-/unit terbangun (mortar instan) dan Rp. 3,330,669,- /unit terbangun (keramik). Dan untuk kawasan Bandung urutan material sebagai berikut: Besi Beton, Bata Merah dan Keramik, dengan angka rupiah masing-masing sesuai urutan adalah: Rp. 6,007,133,-/unit terbangun, Rp. 2,835,778,-/unit terbangun dan Rp. 2,525,802,-/unit terbangun. Dari hasil dan angka penelitian yang didapat nanti akan menentukan waste level yang akan diusulkan menjadi standar di pengembang X.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2020-07-31

How to Cite

Lim, J., Bawono, A. T. ., Afla, M. N., Hartanto, V., & Krisniren, G. . (2020). Analisis Limbah Konstruksi pada Real Estate. Jurnal Teknologi Dan Desain, 2(1), 71-85. https://doi.org/10.51170/jtd.v2i1.58